Lapoaran Kerja Enzim Katalase (Ekstrak Hati, Jantung, Kentang) Pada Kondisi yang Berbeda : Coba-coba Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Enzim adalah protein
yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan
untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup,
tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut
sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus
prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus
prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan
kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim tak hanya
ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki
enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan
salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom
dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik
oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke
dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N
pada substrat yang diikatnya.
Di dalam tubuh makhluk
hidup terjadi beberapa reaksi kimia. Dan proses itu bisa terjadi karena di
dalam tubuh makhluk hidup terdapat enzim. Enzim-enzim tersebut salah satunya
adalah enzim katalase.
B. TUJUAN
Tujuan kami dalam melakukan praktikum menegenai “Kerja Enzim Pada Kondisi pH Yang Berbeda” dan penyusunan laporan
ini adalah sebagai berikut.
1.
Memenuhi tugas mata pelajaran
biologi
2.
Mengetahui kerja enzim pada
kondisi yang berbeda
3.
Mengetahui tingkat metabolism pada
berbagai organ tubuh makhluk hidup
4.
Mengetahui factor yang
mempengaruhi kerja enzim katalase
C. MANFAAT
Manfaat bagi siswa
yaitu dapat mengetahui kerja enzim katalase yang dipengaruhi factor suhu dan
factor nilai pH. Selain itu peraktikan memperoleh pengetahuan baru, sehingga
menambah pengalaman praktikan dalam subbab ini.
Manfaat bagi guru yaitu
guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa yang akan cara melakukan uji praktek
dalam hal ini mengenai Kerja Enzim Pada Kondisi pH Yang Berbeda.
Manfaat bagi pembaca
yaitu bisa dijadikan sebuah referensi bacaan/ilmu baru bagi pembaca.
D. HIPOTESIS
Hipotesis kelompok kami
pada praktikum ini adalah Jika pH dan suhu berubah maka akan mempengaruhi kerja
enzim katalase.
E. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum yang kami
lakukan pada tanggal 22 Agustus 2016, dan bertempat di Ruang Laboratorium
Biologi SMA 1 BAE KUDUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ENZIM
1.
Pengertian Enzim
Enzim
merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk
hidup.Karena berperan sebagai katalis maka enzim dinamakan juga
biokatalisator.Enzim dapat bertindak sebagai katalis,yakni dapat mempercepat
suatu reaksi kimia tanpa merubah reaksi kimia tersebut.
2.
Komponen Enzim
Secara kimia enzim yang lengkap atau haloenzim tersusun
dari dua komponen.
a.
Bagian protein (apoenzim), yakni
enzim yang tersusun atas protein.Sifatnya labil (mudah berubah),tidak tahan
akan panas dan mudah terpengaruh oleh suhu dan tingkat keasaman.Misal : NAD+.
b.
Bagian nonprotein (gugus
prostetik).
![*](file:///C:/Users/wergu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
![*](file:///C:/Users/wergu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
3.
Cara Kerja Enzim
Molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama
lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat makaakan
menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan
sisi aktif.Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk. Setelah enzim
dihasilkan dari reaksi,enzim kemudian dilepaskan.Enzim bebas membentuk kompleks
yang baru dengan substrat yang lain.
4.
Sifat-sifat enzim
Sifat enzim pada umumnya adalah sebagai berikut
1.
Enzim merupakan koloid.
2.
Enzim bekerja sebagai katalisator.
3.
Enzim bekerja secara spesifik
(khusu).
4.
Enzim dapat bekerja bolak-balik.
5.
Enzim bekerja pada suhu otimum
(30OC-40oC).
6.
Enzim bekerja pada pH netral.
7.
Enzim dapat bekerja sebagai zat inhibitor.
![*](file:///C:/Users/wergu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
1.
Pengertian enzim katalase
Enzim
sangat berperan penting dalam tubuh, seperti halnya dengan enzim katalase.Enzim
ini merupakan enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang, membran
mukosa, ginjal dan hati.Enzim ini bekerja secara aktif dalam tubuh dan
aktifitas kerjanya dapat ditemukan pada mitokondria, sitoplasma serta
peroksosom.enzim yang mengandung empat gugus ini juga memiliki empat rantai
polypeptide yang masing-masing bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam
amino. Heme yang terdapat pada enzim katalase juga terbentuk dari sebuah cincin
protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal.Adapun berat molekul yang
terdapat pada enzim ini adalah 118.054,25 gram/mol.
2.
Fungsi dan Peran
Enzim
katalase bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat gugus tadi
akan membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki kandungan hidrogen
peroksida atau H202 yang merupakan hasil dari respirasi dan dibuat untuk
seluruh sel-sel yang hidup.Kandungan H202 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi
tubuh untuk itu enzim katalase berfungsi untuk mengkatalis kandungan H202
tersebut.Peran enzim ini juga sebagai peroksidasi yang khusus untuk mereaksi
dekomposisi hydrogen peroksida sehingga pada nantinya dapat berubah menjadi
oksigen serta air. Untuk satu molekul hydrogen peroksida, enzim ini mampu
mengoksidasinya hingga menjadi oksigen. Lalu proses peredoksidasian yang kedua
akan menjadi air. Hydrogen yang berupa ion sebagai penyeimbang terhadap reaksi
yang tengah berjalan.
Namun
sejauh itu, peran dari enzim katalase memang masih kecil dalam mengkatalis
senyawa H202 jika dibandingkan dengan proses kecepatan pembentukannya. Didalam
sel-sel tubuh terdapat katalase namun berjumlah sangat sedikit serta sangat
rentan dengan adanya peroksida. Untuk itulah dengan kapasitasnya yang kecil,
enzim ini akan bekerja lebih cepat untuk menekan terhadap serangan oksidator
hydrogen peroksida.
3.
Kerja Enzim Katalase
Enzim
ini banyak terdapat dalam sel-sel pada hati.Adakalanya jumlah enzim ini lebih
meningkat dari semula. Dengan begitu reaksinya akan lebih cepat. Untuk itu kita
perlu mengkonsumsi bahan makanan seperti hati dengan porsi yang lebih banyak
sehingga proses oksidasi yang dilakukan oleh enzim katalase tidak mengecil.
4.
Larutan H2O2
Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh
yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia
H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan
bahan kimia organic yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam
tubuh. Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O2) ditandai dengan timbulnya gelembung. Bentuk reaksi
kimianya adalah:
2H2O22H2O(g) + O2(g)
Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Ada
tidak nya gelembung merupakan indicator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala
atau tidaknya bara merupakan indicator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi
(kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase
bekerja secara optimal pada suhu kamar (±30 0C) dan suasana netral.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. VARIABEL PERCOBAAN
Dalam praktikum yang
kami lakukan terdapat beberapa variable yang mempengaruhi hasil praktikum kami,
penjelasannya adalah sebagai berikut.
1.
Variabel Terkontrol
Variable terkontrol adalah variable yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variable bebas dengan variable terikat tidak
dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel terkontrol digunakan
oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Variabel kontrol dalam percobaan
yang kami lakukan adalah memperlakukan hal yang sama terhadap objek, misal
menambahkan hydrogen peroksida (H2O2) dengan konsentersi
dan jumlah yang sama, selain itu juga pada saat menambahkan asam, basa kedalam
tabung juga dengan konsenterasi dan jumlah yang sama. Kemudian untuk yang objek
di amati (ekstrak hati, jantung, dan kentang)juga masing-masing diuji dengan
takaran yang sama.
2.
Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variable terikat.
Variable bebas dalam percobaan
yang kami lakukan adalah pada setiap tabung yang kami uji diberi perlakuan yang
berbeda, yaitu pada tabung pertama dibiarkan, pada tabung kedua diberi larutan
asam yaitu HCl, pada tabung ketiga diberi NaOH, kemudian yang tabung kelima
dipanaskan. Kami melakukan 3 pengujian yaitu hati (hewan), jantung (hewan), dan
Kentang (tumbuhan).
3.
Variabel Terikat
Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variable bebas.
Variabel terikat dalam percobaan
yang kami lakukan adalah untuk mengetahui cara kerja enzim katalase pada
kondisi pH yang berbeda.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat yang kami
perlukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
v Rak dan tabung reaksi 10 buah
v Pipet tetes
v Gelas beker 2 buah
v Termometer
v Kertas pH meter
v Lidi yang dipotong ±25 cm
v Kertas tisu
v Kertas koran 1 lembar
v Lilin dan korek api
Bahan yang kami
perlukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
v Ekstrak organ hati segar, yaitu hati ayam segar yang dihaluskan
(diblender) menjadi seperti bubur.
v Ekstrak organ jantung segar,
yaitu jantung ayam segar yang dihaluskan (diblender) menjadi seperti bubur.
v Ekstrak kentang, yaitu kentang dihancurkan (diblender), kemudian di ambil sarinya.
v Air panas
v Es batu
v H2O2 30%
v HCl 5 M dan NaOH 5 M
C. LANGKAH KERJA
1.
Meletakkan kertas koran di atas
meja percobaan sebagai alas.
2.
Masukkan ekstrak hati ke dalam
tabung reaksi A, B, C, D, dan E (masing-masing setinggi 0,5 cm tabung reaksi).
3.
Menambahkan HCl sebanyak 10 tetes
ke dalam tabung reaksi B, kemudian mengukur pH larutan.
4.
Menambahkan NaOH sebanyak 10 tetes
ke dalam tabung reaksi C, kemudian mengukur pH larutan.
5.
Meletakkan tabung reaksi D ke
dalam gelas beker yang berisi air panas, kemudian mengukur suhunya.
6.
Meletakkan tabung reaksi E ke
dalam gelas beker yang berisi es batu, kemudian mengukur suhunya.
7.
Menyiapkan larutan H2O2 pada
tabung reaksi I, II, III, IV, dan V (masing-masing setinggi 0,5 cm tabung
reaksi). Perhatian: hindarkan kulit anda dari larutan dan busa H2O2 karea dapat
menyebabkan iritasi dan rasa gatal.
8.
Menuangkan H2O2 dari tabung reaksi
I ke dalam ekstrak hati pada tabung reaksi A dan segera melakukan uji gelembung
gas dengan menggunakan lidi yang membara.
9.
Dengan langkah yang sama, Melakukan
untuk tabung reaksi II terhadap B, III terhadap C, IV terhadap D, dan V
terhadap E. Selain itu lakukan uji dengan objek yang berbeda, yaitu ekstrak
jantung, dan ekstrak kentang.
10.
Catatlah hasil pengamatan anda ke
dalam tabel.
11.
Setelah kegiatan selesai, cucilah
rak dan tabung reaksi dengan menggunakan sabun.
BAB IV
DATA HASIL PRAKTIKUM
Kami melakukan 3 kali percobaan yaitu pada ekstrak organ hati dan
jantung (Ayam) serta pada ekstrak kentang. Masing-masing percobaan akan
disajikan data hasil praktikum sebagai berikut.
1.
EKSTRAK ORGAN HATI (AYAM)
Tabung
|
Perlakuan
Percobaan
|
Kondisi
|
Gelembung
Gas
|
Nyala
Bara Api
|
Keterangan
|
A
|
Hati + H2O2
|
Netral
|
++++
|
++++
|
enzim
katalase bekerja maksimal
|
B
|
Hati +
HCl + H2O2
|
Asam
(pH =
...)
|
-
|
-
|
Enzim
katalase tidak bekerja
|
C
|
Hati + KOH + H2O2
|
Basa
(pH =
...)
|
++
|
+
|
Enzim
katalase bekerja tapi tidak optimal
|
D
|
Hati + H2O2
(dalam air panas)
|
Panas
(...°C)
|
+
|
+
|
Enzim
katalase bekerja tapi tidak optimal
|
2.
EKSTRAK ORGAN JANTUNG (AYAM)
Tabung
|
Perlakuan
Percobaan
|
Kondisi
|
Gelembung
Gas
|
Nyala
Bara Api
|
Keterangan
|
A
|
Jantung + H2O2
|
Netral
|
++++
|
+++
|
enzim
katalase bekerja maksimal
|
B
|
Jantung + HCl +
H2O2
|
Asam
(pH =
...)
|
_
|
_
|
Enzim
katalase tidak bekerja
|
C
|
Jantung + NaOh + H2O2
|
Basa
(pH =
...)
|
++
|
_
|
Enzim
katalase bekerja tapi tidak optimal
|
D
|
Jantung + H2O2
(dalam air panas)
|
Panas
(...°C)
|
+
|
_
|
Enzim
katalase bekerja tapi tidak optimal
|
3.
EKSTRAK ORGAN KENTANG
Tabung
|
Perlakuan
Percobaan
|
Kondisi
|
Gelembung
Gas
|
Nyala
Bara Api
|
Keterangan
|
A
|
Kentang + H2O2
|
Netral
|
+++
|
+++
|
Enzim
katalase bekerja
|
B
|
Kentang + HCl +
H2O2
|
Asam
(pH =
...)
|
_
|
_
|
Enzim
katalase tidak bekerja
|
C
|
Kentang + NaOh
+ H2O2
|
Basa
(pH =
...)
|
+
|
_
|
Enzim
katalase bekerja tapi tidak optimal
|
D
|
Kentang + H2O2
(dalam air panas)
|
Panas
(...°C)
|
_
|
_
|
Enzim
katalase tidak bekerja
|
Pengisian data :
++++ = gelembung
gas banyak sekali / nyala bara api besar sekali
+++ = gelembung
gas banyak / nyala bara api besar
++ = gelembung
gas sedang / nyala bara api sedang
+ =
gelembung gas sedikit / nyala bara api kecil
- =
gelembung gas tidak ada / nyala bara api tidak ada
BAB V
PEMBAHASAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan
dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya
mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase
yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 à 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan
percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam,
jantung ayam, dan ekstrak kentang. Hati ayam digunakan karena banyak
mengandung enzim katalase. Hati ayam dan jantung ayam kemudian
dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah
sebagai berikut :
![*](file:///C:/Users/wergu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
1. Ekstrak
ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2 terjadi
gelembung-gelembung udara yang banyak.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati
ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi
membara ke dalamnya, timbul nyala api.
Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O¬2).
2. Ekstrak
ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara
ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3. Ekstrak
ditambah KOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, tetapi saat bara api
dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara
optimal dalam kondisi terlalu basa.
4. Ekstrak
dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah
larutan H2O2, ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api
dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul
nyala api. Hal ini disebabkan karena
protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga
tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
![*](file:///C:/Users/wergu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
1. Ekstrak
ditambah H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dijantung ayam mengubah H2O2
menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara
api yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan oleh enzim
katalase pada jantung ayam menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak
ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara
ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3. Ekstrak
ditambah KOH dan H2O2
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang jumlahnya sedang, tetapi saat bara
api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
4. Ekstrak
dipanaskan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah
larutan H2O2, ternyata terbentuk gelembung yang sedikit dan saat bara api
dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul
nyala api. Hal ini disebabkan karena
protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga
tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
![*](file:///C:/Users/wergu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
1. Ekstrak
ditambah H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dikentang mengubah H2O2 menjadi
H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang
besar. Hal ini menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan oleh enzim katalase pada
kentang menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak
ditambah HCl dan H2O2
Pada perlakuan ini kami mendapatkan
ekstrak kentang ditambahkan HCl dan kemudian diberi larutan H2O2, tidak
menghasilkan gelembung-gelembung gas dan bara api. Hal tersebut menunjukkan
bahwa enzim katalase dalam kentang tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi H2O. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim
tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun
atau hilang (Diah,2006). Denaturasi enzim disebabkan oleh penambahan HCl yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak
enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
3. Ekstrak
ditambah KOH dan H2O2
kami mendapatkan ekstrak kentang
ditambahkan NaOH dan kemudian diberi larutan H2O2, terbentuk
gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit dan dengan ukuran yang
kecil. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dikentang
mengubah sedikit H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada
lidi, tidak timbul nyala bara api. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya
denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak
enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
4. Ekstrak
dipanaskan kemudian ditambah H2O2
Pada perlakuan ini kami mendapatkan
ekstrak kentang yang dipanaskan kemudian diberi larutan H2O2, terbukti bara api
tidak menyala dan gelembung udara tidak muncul. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan karena
pengaruh suhu, kearena enzim bekerja pada suhu tertentu. Tidak adanya gelembung
dan bara api menunjukkan bahwa enzim katalase ini tidak bekerja pada suhu tinggi,
karena pada suhu tinggi enzim ini akan mati dan tida bisa aktif kembali.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kerja enzim katalase
sangat berpengaruh terhadap dalam metabolisme makhluk hidup. Katalase memecah
senyawa berbahaya, seperti Hidrogen peroksida (H2O2) di dalam sel hati. Dalam
hal ini Hidrogen peroksida bertindak sebagai substrat. Hidrogen peroksida
merupakan senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh
katalase. Katalase mendegrasi Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2). Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai
berikut :
1)
Suhu
Enzim
menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
2)
Derajat keasaman (pH)
Enzim
menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH
optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.
3)
Konsentrasi enzim, substrat, dan
kofaktor
Jika
pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam
keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan
substrat yang ada. Jika enzim memerlukan
suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju
reaksi.
4)
Inhibitor enzim
Kerja
enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor
berupa zat kimia tertentu. Pada
konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju
reaksi.
5)
Konsentrasi substrat
Jika
konsentrasi substrat ditambah maka kecepatan reaksi pun semakin lambat. Pada
Uji pH asam kerja enzim katalase rusak, begitu juga pada pH basa. Karena enzim
katalase hanya bisa bekerja pada pH netral, pada asam dan basa enzim katalase
tidak dapat bekerja secara optimal. Pada Uji Suhu dingin kerja enzim katalase
rusak, pada uji suhu panas kerja enzim katalase juga rusak (denaturasi), tetapi
gelembung masih cukup sedang pada uji suhu dingin dibanding suhu panas. Enzim
katalase hanya bisa bekerja pada suhu normal/netral. Organ yang banyak
mengandung enzim Katalase adalah hati. Jadi suhu dan pH sangat mempengaruhi
kualitas enzim katalase pada metabolisme makhluk hidup.
B. SARAN
Dalam
melakukan praktikum Kerja Enzim Katalase
Pada Kondisi Yang Berbeda berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka
kami menyarankan sebagai berikut.
·
Dalam melakukan praktikum ini
dibutuhkan waktu yang lebih lama dan suasana yang kondusif karena butuh
ketelitian dalam mengamati hasil praktikum.
·
Dibutuhkan alat – alat yang lebih
lengkap agar data hasil percobaan lebih akurat.
·
Dibutuhkan penjelasan lebih detail
mengenai langkah melakukan percobaan agar data yang diperoleh lebih akurat.
·
Sebaiknya bahan-bahan yang akan
digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum, agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.
·
Lebih teliti dalam mengamati
gelembung dan nyala api yang muncul.
·
Air adalah medium reaksi. Jika
kadar air cukup, maka reaksi lebih cepat berjalan. Jadi tambahkan air dengan
cukup saat membuat ekstrak hati.
·
Tingkat kelarutan ekstrak hati
berpengaruh terhadap kecepatan penguraian peroksida. Maka buatlah ekstrak hati
sehalus mungkin.
·
Enzim katalase terdapat di dalam
sel-sel hati. Jika jumlah enzim
meningkat, maka reaksi juga berjalan lebih cepat. Jadi tambahkan porsi hati
lebih banyak.
·
Jika kadar perosida sedikit, maka
gelembung yang dihasilkannya juga sedikit. Agar gelembung yang dihasilkan lebih
banyak, tambahkan sedikit lagi peroksida. Tapi ingat, ekstrak hati yang dibuat
harus cukup.
Kk itu hati ayamnya harus segar yah? Kalau misalnya di simpan di lemari pendingin nggak apapakan?
ReplyDeleteKan faktor yang mempengaruhinya salah satunya suhu
Deleteterimakasiiii sangatt membantuu
ReplyDelete